Latar belakang datang nya bangsa barat ke indonesia
Hindia Timur atau Indonesia telah lama dikenal sebagai daerah
penghasil rempah-rempah seperti vanili, lada, dan cengkeh. Rempah-rempah ini
digunakan untuk mengawet makanan, bumbu masakan, bahkan obat. Karena
kegunaannya, rempah-rempah ini sangat laku di pasaran dan harganya pun mahal.
Hal ini mendorong para pedagang Asia Barat datang dan memonopoli perdagangan
rempah-rempah. Mereka membeli bahan-bahan ini dari para petani
di Indonesia dan menjualnya kepada para pedagang Eropa.
Namun, jatuhnya Konstantinopel pada tahun 1453 ke Turki Utsmani
mengakibatkan pasokan rempah-rempah ke wilayah Eropa terputus. Hal ini
dikarenakan boikot yang dilakukan oleh Turki Utsmani. Situasi ini mendorong
orang-orang Eropa menjelajahi jalur pelayaran ke wilayah yang banyak memiliki
bahan rempah-rempah, termasuk kepulauan Nusantara (Indonesia). Dalam
perkembangannya, mereka tidak saja berdagang, tetapi juga menguasai sumber
rempah-rempah di negara penghasil. Dimulailah era kolonialisasi Barat di Asia .
pada bab ini akan diuraikan tentang kedatangan bangsa Eropa hingga terbentuknya
kekuasaan kolonial Barat di Indonesia.
A. Sebab dan Tujuan Kedatangan Bangsa Barat
Secara umum, kedatangan bangsa Eropa ke Asia termasuk ke Indonesia
dilandasi keinginan mereka untuk berdagang, menyalurkan jiwa penjelajah, dan
menyebarkan agama. Adapun sebab dan tujuan bangsa Eropa ke dunia Timur adalah
sebagai berikut :
1.Mencari kekayaan termasuk berdagang
2.Menyalurkan jiwa penjelajah
1.Mencari kekayaan termasuk berdagang
2.Menyalurkan jiwa penjelajah
3.Meyakini Keberadaan Prester John
4.Menyebarkan agama
5.Mencari
kemuliaan bangsa
Sejak abad ke -13, rempah-rempah
memang merupakan bahan dagang yang sangat menguntungkan. Hal ini mendorong
orang-orang Eropa berusaha mencari harta kekayaan ini sekalipun menjelajah
semudera. Keinginan ini diperkuat dengan adanya jiwa penjelajah. Bangsa Eropa
dikenal sebagai bangsa penjelajah, terutama untuk menemukan daerah-daerah baru.
Mereka berlomba-lomba meninggalkan Eropa. Mereka yakin bahwa jika berlayar ke
satu arah, maka mereka akan kembali ke tempat semula. Selain itu, orang-orang
Eropa terutama Protugis dan Spanyol yakin bahwa di luar Eropa ada Prestor John
(kerajaan dan penduduknya beragama Kristen). Oleh karena itu,
mereka berani berlayar jauh. Mereka yakin akan bertemu dengan orang-orang
seagama.
Di luar faktor yang disebutkan di atas, orang-orang Eropa yang sebagian
besar beragama Kristen terdorong pula untuk pergi ke mana pun guna mewartakan
Injil (Gospel). Mereka percaya bahwa mewartakan Injil kepada orang-orang yang
belum mengenal Tuhan adalah salah satu panggilan hidupnya. Selain menyebarkan
Injil, mereka juga berusaha mencari kekayaan (gold) dan kebanggaan serta
kejayaan (glory) bagi negaranya.
Pada awalnya, tujuan kedatangan bangsa Eropa ke Indonesia hanya untuk
membeli rempah-rempah dari para petani Indonesia. Namun, dengan semakin
meningkatnya kebutuhan industri di Eropa akan rempah-rempah, mereka kemudian
mengklaim daerah-daerah yang mereka kunjungi sebagai daerah kekuasaannya. Di
tempat-tempat ini, bangsa Eropa memonopoli perdagangan rempah-rempah dan
mengeruk kekayaan alam sebanyak mungkin. Dengan memonopoli perdagangan
rempah-rempah, bangsa Eropa menjadi satu-satunya pembeli bahan-bahan ini.
Akibatnya, harga bahan-bahan ini pun sangat ditentukan oleh mereka. Untuk
memperoleh hak monopoli perdagangan ini, bangsa Eropa tidak jarang melakukan
pemaksaan. Penguasaan sering dilakukan terhadap para penguasa setempat melalui
suatu perjanjian yang umumnya menguntungkan bangsa Eropa. Selain itu, mereka selalu turut campur
dalam urusan politik suatu daerah. Bangsa Eropa tidak jarang mengadu domba
berbagai kelompok masyarakat dan kemudian mendukung salah satunya. Dengan cara
seperti ini, mereka dengan mudah dapat mempengaruhi penguasa untuk memberikan
hak-hak istimewa dalam berdagang.
Kolonisasi Portugis dan Spanyol
Afonso (kadang juga ditulis Alfonso)
de Albuquerque. Karena tokoh inilah, yang membuat kawasan Nusantara waktu
itu dikenal oleh orang Eropa dan dimulainya Kolonisasi berabad-abad
oleh Portugis bersama
bangsa Eropa lain, terutama Inggris dan Belanda.
Dari Sungai Tagus yang
bermuara ke Samudra Atlantik itulah
armada Portugis mengarungi Samudra Atlantik, yang mungkin memakan waktu sebulan
hingga tiga bulan, melewati Tanjung
Harapan Afrika, menuju Selat Malaka. Dari sini penjelajahan
dilanjutkan ke Kepulauan Maluku untuk mencari rempah-rempah, komoditas yang
setara emas kala itu.
”Pada abad 16 saat petualangan itu dimulai biasanya
para pelaut negeri Katolik itu diberkati oleh pastor dan raja sebelum berlayar
melalui Sungai Tagus,” kata Teresa. Biara St Jeronimus atau Biara Dos Jeronimos
dalam bahasa Portugis itu didirikan oleh Raja Manuel pada tahun 1502 di tempat saat
Vasco da Gama memulai petualangan ke timur.
Museum Maritim atau orang Portugis menyebut Museu
de Marinha itu didirikan oleh Raja Luis pada 22 Juli 1863 untuk menghormati
sejarah maritim Portugis.
Selain patung di taman, lukisan Afonso de
Albuquerque juga menjadi koleksi museum itu. Di bawah lukisan itu tertulis,
”Gubernur India 1509-1515. Peletak dasar Kerajaan Portugis di India yang
berbasis di Ormuz, Goa, dan Malaka. Pionir kebijakan kekuatan laut sebagai
kekuatan sentral kerajaan”. Berbagai barang perdagangan Portugis juga
dipamerkan di museum itu, bahkan gundukan lada atau merica.
Ada sejumlah motivasi mengapa Kerajaan Portugis
memulai petualangan ke timur. Ahli sejarah dan arkeologi Islam Uka
Tjandrasasmita dalam buku Indonesia-Portugal: Five Hundred Years of Historical
Relationship (Cepesa, 2002), mengutip sejumlah ahli sejarah, menyebutkan tidak
hanya ada satu motivasi Kerajaan Portugis datang ke Asia. Ekspansi itu mungkin
dapat diringkas dalam tiga kata bahasa Portugis, yakni feitoria, fortaleza, dan igreja. Arti
harfiahnya adalah emas, kejayaan, dan gereja atau perdagangan, dominasi
militer, dan penyebaran agama Katolik.
Menurut Uka, Albuquerque, Gubernur Portugis Kedua
dari Estado da India, Kerajaan Portugis di Asia, merupakan arsitek utama ekspansi
Portugis ke Asia. Dari Goa, ia memimpin langsung ekspedisi ke Malaka dan tiba
di sana awal Juli 1511 membawa 15 kapal besar dan kecil serta 600 tentara. Ia
dan pasukannya mengalahkan Malaka 10 Agustus 1511. Sejak itu Portugis menguasai
perdagangan rempah-rempah dari Asia ke Eropa. Setelah menguasai Malaka,
ekspedisi Portugis yang dipimpin Antonio de Abreu mencapai Maluku, pusat
rempah-rempah.
Periode Kejayaan Portugis di Nusantara
Periode 1511-1526, selama 15 tahun, Nusantara
menjadi pelabuhan maritim penting bagi Kerajaan Portugis, yang secara reguler
menjadi rute maritim untuk menuju Pulau Sumatera, Jawa, Banda, dan Maluku.
Pada tahun 1511 Portugis mengalahkan Kerajaan
Malaka.
Pada tahun 1512 Portugis menjalin komunikasi dengan Kerajaan Sunda untuk
menandatangani perjanjian dagang, terutama lada. Perjanjian dagang tersebut
kemudian diwujudkan pada tanggal 21 Agustus 1522 dalam bentuk dokumen kontrak
yang dibuat rangkap dua, satu salinan untuk raja Sunda dan satu lagi untuk raja
Portugal. Pada hari yang sama dibangun sebuah prasasti yang disebutPrasasti
Perjanjian Sunda-Portugal di
suatu tempat yang saat ini menjadi sudut Jalan Cengkeh dan Jalan Kali Besar
Timur I, Jakarta Barat. Dengan perjanjian ini maka Portugis dibolehkan
membangun gudang atau benteng di Sunda Kelapa.
Pada tahun 1512 juga Afonso de Albuquerque mengirim
Antonio Albreu dan Franscisco Serrao untuk memimpin armadanya mencari jalan ke
tempat asal rempah-rempah di Maluku. Sepanjang perjalanan, mereka singgah di
Madura, Bali, dan Lombok. Dengan menggunakan nakhoda-nakhoda Jawa, armada itu
tiba di Kepulauan Banda, terus menuju Maluku Utara hingga tiba di Ternate.
Kehadiran Portugis di perairan dan kepulauan
Indonesia itu telah meninggalkan jejak-jejak sejarah yang sampai hari ini masih
dipertahankan oleh komunitas lokal di Nusantara, khususnya flores, Solor dan
Maluku, di Jakarta Kampong Tugu yang terletak di bagian Utara Jakarta, antara
Kali Cakung, pantai Cilincing dan tanah Marunda.
Bangsa Eropa pertama yang menemukan Maluku adalah
Portugis, pada tahun 1512. Pada waktu itu 2 armada Portugis, masing-masing
dibawah pimpinan Anthony d'Abreu dan Fransisco Serau, mendarat di Kepulauan
Banda dan Kepulauan Penyu. Setelah mereka menjalin persahabatan dengan penduduk
dan raja-raja setempat - seperti dengan Kerajaan Ternate di pulau Ternate,
Portugis diberi izin untuk mendirikan benteng di Pikaoli, begitupula Negeri
Hitu lama, dan Mamala di Pulau Ambon.Namun hubungan dagang rempah-rempah ini
tidak berlangsung lama, karena Portugis menerapkan sistem monopoli sekaligus
melakukan penyebaran agama Kristen. Salah seorang misionaris terkenal adalah
Francis Xavier. Tiba di Ambon 14 Pebruari 1546, kemudian melanjutkan perjalanan
ke Ternate, tiba pada tahun 1547, dan tanpa kenal lelah melakukan kunjungan ke
pulau-pulau di Kepulauan Maluku untuk melakukan penyebaran agama. Persahabatan
Portugis dan Ternate berakhir pada tahun 1570. Peperangan dengan Sultan
Babullah selama 5 tahun (1570-1575), membuat Portugis harus angkat kaki dari
Ternate dan terusir ke Tidore dan Ambon.
Perlawanan rakyat Maluku terhadap Portugis,
dimanfaatkan Belanda untuk menjejakkan kakinya di Maluku. Pada tahun 1605,
Belanda berhasil memaksa Portugis untuk menyerahkan pertahanannya di Ambon
kepada Steven van der Hagen dan di Tidore kepada Cornelisz Sebastiansz.
Demikian pula benteng Inggris di Kambelo, Pulau Seram, dihancurkan oleh
Belanda. Sejak saat itu Belanda berhasil menguasai sebagian besar wilayah
Maluku. Kedudukan Belanda di Maluku semakin kuat dengan berdirinya VOC pada
tahun 1602, dan sejak saat itu Belanda menjadi penguasa tunggal di Maluku. Di
bawah kepemimpinan Jan Pieterszoon Coen, Kepala Operasional VOC, perdagangan
cengkih di Maluku sepunuh di bawah kendali VOC selama hampir 350 tahun. Untuk
keperluan ini VOC tidak segan-segan mengusir pesaingnya; Portugis, Spanyol, dan
Inggris. Bahkan puluhan ribu orang Maluku menjadi korban kebrutalan VOC.
kemudian mereka membangun benteng di Ternate tahun
1511, kemudian tahun 1512 membangun Benteng di Amurang Sulawesi Utara. Portugis
kalah perang dengan Spanyol maka daerah Sulawesi utara diserahkan dalam
kekuasaan Spanyol (1560 hingga 1660). Kerajaan Portugis kemudian dipersatukan
dengan Kerajaan Spanyol. (Baca buku :Sejarah Kolonial Portugis di Indonesia,
oleh David DS Lumoindong). Abad 17 datang armada dagang VOC (Belanda) yang
kemudian berhasil mengusir Portugis dari Ternate, sehingga kemudian Portugis
mundur dan menguasai Timor timur (sejak 1515).
Kolonialisme dan Imperialisme mulai merebak di
Indonesia sekitar abad ke-15, yaitu diawali dengan pendaratan bangsa Portugis
di Malaka dan bangsa Belanda yang dipimpin Cornellis de Houtman pada tahun
1596, untuk mencari sumber rempah-rempah dan berdagang.
Perlawanan Rakyat terhadap
Portugis
Kedatangan bangsa Portugis ke
Semenanjung Malaka dan ke Kepulauan Maluku merupakan perintah dari negaranya
untuk berdagang.
Perlawanan Rakyat Malaka terhadap Portugis
Pada tahun 1511, armada
Portugis yang dipimpin oleh Albuquerque menyerang Kerajaan Malaka. Untuk
menyerang colonial Portugis di Malaka yang terjadi pada tahun 1513 mengalami
kegagalan karena kekuatan dan persenjataan Portugis lebih kuat. Pada tahun
1527, armada Demak di bawah pimpinan Fatahillah/Falatehan dapat menguasai
Banten,Suda Kelapa, dan Cirebon. Armada Portugis dapat dihancurkan oleh
Fatahillah/Falatehan dan ia kemudian mengganti nama Sunda Kelapa menjadi
Jayakarta yang artinya kemenangan besar, yang kemudian menjadi Jakarta.
Perlawanan rakyat Aceh terhadap Portugis
Mulai tahun 1554 hingga tahun
1555, upaya Portugis tersebut gagal karena Portugis mendapat perlawanan keras
dari rakyat Aceh. Pada saat Sultan Iskandar Muda berkuasa, Kerajaan Aceh pernah
menyerang Portugis di Malaka pada tahun 1615 dan 1629.
Perlawanan Rakyat Maluku terhadap Portugis
Bangsa
Portugis pertama kali mendarat di Maluku pada tahun 1511. Kedatangan Portugis
berikutnya pada tahun 1513. Akan tetapi, Ternate merasa dirugikan oleh Portugis
karena keserakahannya dalam memperoleh keuntungan melalui usaha monopoli
perdagangan rempah-rempah.
Pada tahun 1533, Sultan
Ternate menyerukan kepada seluruh rakyat Maluku untuk mengusir Portugis di
Maluku. Pada tahun 1570, rakyat Ternate yang dipimpin oleh Sultan Hairun dapat
kembali melakukan perlawanan terhadap bangsa Portugis, namun dapat diperdaya
oleh Portugis hingga akhirnya tewas terbunuh di dalam Benteng Duurstede.
Selanjutnya dipimpin oleh Sultan Baabullah pada tahun 1574. Portugis diusir
yang kemudian bermukim di Pulau Timor.
Kolonialisasi
Portugis
§ 1509
Portugis tiba pertama kali di Melaka.
§ 1511
April, Admiral Portugis Alfonso de Albuquerque memutuskan berlayar dari Goa ke
Melaka.
§ 10
Agustus, Pasukan Albuquerque menguasai Melaka.
§ Sultan
Melaka melarikan diri ke Riau.
§ Portugis
di Melaka menghancurkan armada Jawa. Kapal mereka karam dengan seluruh hartanya
dalam perjalanan kembali ke Goa.
§ Patih
Unus menaklukkan Jepara
§ Desember,
Albuquerque mengirim tiga kapal di bawah Antonio de Abreu dari Melaka untuk
menjelajah ke arah Timur.
§ 1512
Perjalanan ekspedisi De Abreu dari Melaka menuju Madura, Bali, Lombok, Aru dan
Banda.
§ Dua
kapal rusak di Banda. Da Breu kembali ke Melaka; Francisco Serrão memperbaiki
kapal dan melanjutkan menuju ke Ambon, Ternate, dan Tidore. Serrão menawarkan
dukungan bagi Ternate dalam perselisihannya dengan Tidore, pasukannya
mendirikan sebuah pos Portugis di Ternate.
§ 1513
Pasukan dari Jepara dan Palembang menyerang Portugis di Melaka, tetapi berhasil
dipukul mundur. Maret, Portugis mengirim seorang duta menemui Raja Sunda di Pajajaran. Portugis diizinkan untuk membangun
sebuah benteng di Sunda Kelapa (sekarang Jakarta).
§ Portugis
menghubungi Raja Udara, anak dari Girindrawardhana dan penguasa bekas kerajaan
Majapahit
§ Portugis
membangun pabrik-pabrik di Ternate dan Bacan.
§ Udara
menyerang Demak dengan bantuan dari Raja Klungkung dari Bali. Pasukan Majapahit
dipukul mundur, tapi Sunan Ngudung tewas dalam pertempuran. Banyak pendukung
Majapahit melarikan diri ke Bali.
§ 1514
§ Ali
Mughayat Syah mendirikan Kesultanan Aceh, dan menjadi Sultan Aceh pertama.
§ 1515
§ Portugis
pertama kali tiba di Timor.
§ 1518
§ Sultan
Mahmud dari Melaka mengambil alih kekuasaan di Johore.
§ Raden
Patah meninggal dunia; Patih Unus menjadi Sultan Demak.
§ 1520
§ Aceh
mulai menguasai pantai timur laut Sumatra.
§ Rakyat
Bali menyerang Lombok.
§ Para
pedagang Portugis mulai mengunjungi Flores dan Solor.
§ Banjar
di Kalimantan menjadi Islam.
1521 – 1530
§ 1521
§ Unus
memimpin armada dari Demak dan Cirebon melawan orang-orang Portugis di Melaka.
Unus terbunuh dalam pertempuran. Trenggono menjadi Sultan Demak.
§ Portugis
merebut Pasai di Sumatra;
§ Gunungjati
(dari Cirebon) meninggalkan Pasai berangkat ke Mekkah.
§ Kapal
terakhir dari ekspedisi Magelhaenz mengeliling dunia berlayar antarapulau
Lembata dan Pantar di Nusa Tenggara.
§ 1522
§ Februari
ekspedisi Portugis di bawah De Brito tiba di Banda.
§ Mei,
ekspedisi De Brito tiba di Ternate, membangung sebuah benteng Portugis.
§ Kerajaan Sunda, yang masih beragama Hindu,
meminta bantuan Portugis untuk menghadapi kemungkinan serangan Demak yang
Muslim. Kontrak kerjasama ditandatangani dan sebuah padrao didirikan di Sunda Kalapa
§ Sisa-sisa
ekspedisi Magelhaenz berkeliling dunia mengunjungi Timor.
§ Portugis
membangun benteng di Hitu, Ambon.
§ 1523
§ Gunungjati
kembali dari Mekkah, kembali ke Cirebon, dan menetap di Demak, menikahi saudara
perempuan Sultan Trenggono.
§ 1524
§ Gunungjati
dari Cirebon dan anaknya Hasanuddin (di Banten) melakukan dakwah secara terbuka
dan rahasia di Jawa Barat untuk memperlemah Kerajaan Sunda yang
beribukota di Pajajaran dan persekutuannya dengan Portugis.
Pemerintah lokal di Banten, yang tadinya tergantung pada Pajajaran, masuk Islam
dan bergabung dengan pihak Cirebon dan Demak.
§ Aceh
merebut Pasai dan Pedir di Sumatra utara.
§ 1525
§ Hasanuddin
(dari Banten}, anak dari Gunungjati (dari Cirebon), melakukan dakwah di
Lampung.
§ 1526
§ Portugis
membangun benteng pertama di Timor.
§ 1527
§ Demak
menaklukkan Kediri, sisa-sisa Hindu dari kerajaan Majapahit; Sultan-sultan
Demak mengklaim sebagai pengganti Majapahit; Sunan Kudus ikut serta.
§ Demark
merebut Tuban.
§ Cirebon,
dibantu Demak, menduduki Sunda Kelapa, pelabuhan Kerajaan Sunda. Fatahilah mengganti namanya
menjadi Jayakarta. (Sukses ini dikatakan berkat pimpinan
"Fatahillah"—atau, sesuai dengan kekeliruan ucapan Portugis,
"Falatehan"—namun mungkin ini adalah nama yang diberikan kepada Sunan
Gunungjati dari
Cirebon.) Para penjaga keamanan pelabuhan Kerajaan Sunda didorong mundur
meninggalkan daerah pesisir. Dengan demikian pembangunan gudang atau benteng
sesuai perjanjian dagang antara Portugis dengan Kerajaan Sunda batal terwujud.
§ Kerajaan
Palakaran di Madura, yang berbasis di Arosbaya (kini Bangkalan), menjadi Islam
di bawah Kyai Pratanu.
§ Ekspedisi
dari Spanyol dan Meksiko berusaha mengusir Portugis dari Maluku.
§ 1529
§ Demak
menaklukkan Madiun.
§ Raja-raja
Spanyol dan Portugal sepakat bahwa Maluku harus menjadi milik Portugal, dan
Filipina menjadi milik Spanyol.
§ 1530
§ Salahuddin
menjadi Sultan Aceh.
§ Surabaya
dan Pasuruan takluk kepada Demak. Demak merebut Balambangan, kerajaan Hindu
terakhir di ujung timur Jawa.
§ Gowa
mulai meluas dari dari Makassar.
§ Banten
memperluas pengaruhnya atas Lampung.
1531 – 1540
§ 1536
§ Serangan
besar Portugis terhadap Johore.
§ Antonio
da Galvão menjadi gubernur di pos Portugis di Ternate; mendirikan pos Portugis
di Ambon.
§ Portugis
membawa Sultan Tabariji dari Ternate ke Goa karena mencurigainya melakukan
kegiatan-kegiatan anti Portugis activity, menggantikannya dengan
saudara-saudaranya.
§ 1537
§ Serangan
Aceh atas Melaka gagal. Salahuddin dari Aceh digantikan oleh Alaudin Riayat
Syah I.
§ 1539
§ Aceh
menyerang suku Batak di selatan mereka.
§ 1540
§ Portugis
berhubungan dengan Gowa.
§ Kesultanan
Butung didirikan.
1541 – 1550
§ 1545
§ Demak
menaklukkan Malang.Gowa membangun benteng di Ujung Pandang.
§ 1546
§ Demak
menyerang Balambangan namun gagal.
§ Trenggono
dari Demak meninggal dan digantikan oleh Prawata. Menantunya, Joko Tingkir
memperluas pengaruhnya dari Pajang (dekat Sukoharjo sekarang).
§ St.
Fransiskus Xaverius pergi ke Morotai, Ambon, dan Ternate.
§ 1547
§ Aceh
menyerang Melaka.
§ 1550
§ Portugis
mulai membangun benteng-benteng di Flores.
1551 – 1560
§ 1551
§ Johore
menyerang Portugis Melaka dengan bantuan dari Jepara.
§ Pasukan-pasukan
dari Ternate menguasai Kesultanan Jailolo di Halmahera dengan bantuan Portugis.
§ 1552
§ Hasanuddin
memisahkan diri dari Demak dan mendirikan Kesultanan Banten, lalu merebut
Lampung untuk Kesultanan yang baru.
§ Aceh
mengirim duta ke Sultan Ottoman di Istanbul.
§ 1558
§ Leiliato
memimpin suatu pasukan dari Ternate untuk menyerang Portugis di Hitu.
§ Portugis
membangun benteng di Bacan.
§ Ki
Ageng Pemanahan menerima distrik Mataram dari Joko Tinggir, memerintah di
Pajang.
§ Wabah
cacar di Ternate.
§ 1559
§ Para
misionaris Portugis mendarat di Timor. Khairun menjadi Sultan Ternate.
§ 1560
§ Portugis
mendirikan pos misi dan perdagangan di Panarukan, di ujung timur Jawa.
§ Spanyol
mendirikan pos di Manado.
1561 – 1570
§ 1561
§ Sultan
Prawata dari Demak meninggal dunia.
§ Misi
Dominikan Portugis didirikan di Solor.
§ 1564
§ Wabah
cacar di Ambon.
§ 1565
§ Aceh
menyerang Johore.
§ Kutai
di Kalimantan menjadi Islam.
§ 1566
§ Misi Dominikan
Portugis di Solor membangun sebuah benteng batu.
§ 1568
§ Serangan
yang gagal oleh Aceh di Melaka Portugis.
§ 1569
§ Portugis
membangun benteng kayu di pulau Ambon.
§ 1570
§ Aceh
menyerang Johore lagi, namun gagal.
§ Sultan
Khairun dari Ternate menandatangani sebuah perjanjian damai dengan Portugis,
tetapi esok harinya ternyata ia diracuni. Agen-agen Portugis dicurigai
melakukannya. Babullah menjadi Sultan (hingga 1583), dan bersumpah untuk
mengusir Portugis keluar dari benteng-benteng mereka.
§ Maulana
Yusup menjadi Sultan Banten.
1571 – 1580
§ 1571
§ Alaudin
Riayet Shah meninggal, kekacauan di Aceh hingga 1607.
§ 1574
§ Jepara
memimpin serangan yang gagal di Melaka.
§ 1575
§ Sultan
Babullah mengusir Portugis dari Ternate. Karena itu Portugis membangun sebuah
benteng di Tidore.
§ 1576
§ Portugis
membangun benteng di kota Ambon sekarang.
§ 1577
§ Ki
Ageng Pemanahan mendirikan Kota Gede (dekat Yogyakarta sekarang).
§ 1579
§ Banten
menyerang dan meluluhlantakkan Pajajaran merebut
sisa-sisa Kerajaan Sunda, dan menjadikannya Islam. Raja Sunda terakhir yang
enggan memeluk Islam, yaitu Prabu Ragamulya atau Prabu Suryakancana,
meninggalkan ibukota Kerajaan Sunda tersebut
dan meninggal dalam pelarian di daerah Banten.
§ November,
Sir Francis Drake dari Britania, setelah menyerang kapal dan pelabuhan Spanyol
di Amerika, tiba di Ternate. Sultan Babullah, yang juga membenci orang-orang
Spanyol, mengadakan perjanjian persahabatan dengan Britania.
§ 1580
§ Maulana
Muhammad menjadi Sultan Banten.
§ Portugal
jatuh ke tangan kerajaan Spanyol; usaha-usaha kolonial Portugis tidak
dipedulikan.
§ Drake
mengunjungi Sulawesi dan Jawa, dalam perjalanan pulang ke Britania.
§ Ternate
menguasai Butung.
§ 1581
§ Sekitar
saat ini, Kyai Ageng Pemanahan mengambil alih distrik Mataram (yang telah
dijanjikan kepadanya oleh Joko Tingkir, yang menundanya hingga Sunan Kalijaga
dari Wali Songo mendesaknya), mengubah namanya menjadi Kyai Gedhe Mataram.
§ 1584
§ Sutawijaya
menggantikan ayahnya Kyai Gedhe Mataram sebagai pemerintah lokal dari Mataram,
memerintah dari Kota Gede.
§ 1585
§ Sultan
Aceh mengirim surat kepada Elizabeth I dari Britania.
§ Kapal
Portugis yang dikirim untuk membangun sebuah benteng dan misi di Bali karam
tepat di lepas pantai.
§ 1587
§ Sutawijaya
mengalahkan Pajang dan Joko Tingkir meninggal; garis keturunan beralih kepada
Sutawijaya. Gunung Merapi meletus.
§ Portugis
di Melaka menyerang Johore.
§ Portugis
menandatangani perjanjian perdamaian dengan Sultan Aceh.
§ Sir
Thomas Cavendish dari Britania mengunjungi Jawa.
§ 1588
§ Sutawijaya
mengganti namanya menjadi Senopati; merebut Pajang dan Demak.
§ 1590
§ Desa
asli Medan didirikan.
1591 – 1659
§ 1591
§ Senopati
merebut Madiun, lalu Kediri.
§ Sir
James Lancaster dari Britania tiba di Aceh dan Penang, tetapi misinya gagal.
§ Ternate
menyerang Portugis di Ambon.
§ 1593
§ Ternate
mengepung Portugis di Ambon kembali.
§ 1595
§ 2
April, ekspedisi Belanda di bawah De Houtman berangkat ke Hindia Belanda.
§ Suriansyah
menjadikan Banjar di Kalimantan sebuah Kesultanan (belakangan Banjarmasin).
§ Portugis
membangun benteng di Ende, Flores.